Puskesmas Likupang Melakukan Fooging di Desa Sarawet Jaga Dua untuk Antisipasi Penyebaran Demam Berdarah
๐๐ฒ๐ป๐ด๐ฎ๐ฟ๐ธ๐ฎ๐ป ๐๐ฒ๐ฟ๐ถ๐๐ฎ๐ป๐๐ฎ: โคต๏ธ
๐๐๐๐ก๐ฆ๐ฆ๐จ๐๐จ๐ง.๐๐ข๐ , ๐ ๐๐ก๐จ๐ง — Puskesmas Likupang telah melakukan fooging di Desa Sarawet Jaga Dua pada hari Rabu (24/1/2024). Acara ini dipimpin langsung oleh Kepala Puskesmas Likupang Timur, melibatkan tim kesehatan dari Dinas Kesehatan Minahasa Utara dan kepala jaga dua Desa Sarawet.
Tujuan utama dari fooging tersebut adalah untuk mengantisipasi penyebaran demam berdarah.
Langkah ini diambil setelah pada tanggal 19 Januari lalu, seorang warga jaga dua Desa Sarawet, bernama Indah Maradia berusia 10 tahun, dinyatakan positif mengalami demam berdarah. Saat ini, Indah sedang menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Maria Walanda Maramis Minut.
( Tangkapan Layar: Pasien Demam Berdarah Dalam Perawatan di RSUD Walanda Maramis )
Penyakit demam berdarah merupakan masalah kesehatan yang cukup serius dan dapat menjangkiti masyarakat dengan cepat jika langkah-langkah pencegahan tidak diambil dengan serius. Mengingat hal ini, pihak Puskesmas Likupang Timur, Dinas Kesehatan Minahasa Utara bersama dengan Kepala Jaga Dua Desa Sarawet mengambil langkah proaktif dengan melakukan fooging di Desa Sarawet Jaga Dua.
Fooging sendiri adalah sebuah metode pengendalian vektor, yaitu nyamuk Aedes aegypti yang merupakan vektor utama penyakit demam berdarah. Metode ini dilakukan dengan menyemprotkan insektisida di seluruh wilayah desa dengan harapan dapat membunuh nyamuk dewasa dan mengurangi populasi nyamuk.
Selain melakukan fooging, tim kesehatan juga memberikan sosialisasi kepada warga desa tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, menguras tempat penampungan air, dan mengenali gejala demam berdarah agar dapat segera mendapatkan pengobatan yang tepat.
Kepala Dinas Kesehatan Minahasa Utara, dr Stela Safitri M.Kes mengatakan “Kami sangat serius dalam menghadapi penyebaran demam berdarah di wilayah kami. Dengan melakukan fooging dan memberikan sosialisasi kepada masyarakat, kami berharap dapat mencegah lebih lanjut penyebaran penyakit ini. Mengingat nyamuk Aedes aegypti lebih aktif pada musim hujan, langkah-langkah pencegahan seperti menguras tempat penampungan air dan menjaga kebersihan lingkungan sangat penting. Dengan kerjasama antara pemerintah daerah dan masyarakat, kita dapat mengatasi masalah ini dan menjaga kesehatan kita bersama.”
dr. Stela juga menambahkan, “Selain fooging dan sosialisasi, kami juga akan terus melakukan monitoring dan pemantauan terhadap kondisi kesehatan masyarakat di Desa Sarawet Jaga Dua. Jika ada kasus-kasus yang mencurigakan, kami akan segera mengambil tindakan yang diperlukan seperti pemeriksaan darah dan pengobatan yang tepat. Kami juga mengimbau kepada masyarakat untuk segera melaporkan ke puskesmas jika ada gejala demam berdarah agar dapat segera ditangani dengan baik.”
Melalui aplikasi WhatsApp kepada dianssulut.com, Kedis Kesehatan Minut juga mengajak seluruh masyarakat untuk berperan aktif dalam pencegahan penyebaran demam berdarah. “Kesehatan adalah tanggung jawab bersama. Mari bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan dan mengikuti langkah-langkah pencegahan yang telah disosialisasikan. Dengan kerjasama dan kesadaran masyarakat, kita dapat mengatasi masalah ini dan menciptakan wilayah yang bebas dari demam berdarah,” ujar dr Stela Safitri M.Kes.
Diharapkan dengan tindakan proaktif yang dilakukan oleh Puskesmas Likupang Timur dan Dinas Kesehatan Minahasa Utara, serta partisipasi aktif masyarakat, penyebaran demam berdarah dapat dicegah atau diredakan di Desa Sarawet Jaga Dua.
Editor: Rukminto