Kepemimpinan JGKWL dalam Menurunkan Angka Stunting di Kabupaten Minahasa Utara Melampaui Target Nasional 2024
ππππ‘π¦π¦π¨ππ¨π§.ππ’π , π ππ‘π¨π§ — Dalam hal ini Kepemimpinan Bupati Minahasa Utara, Joune JE Ganda SE MAP MM M.Si., dan Wakil Bupati Minahasa Utara, Kevin William Lotulung, SH, MH., (JGKWL) berhasil menurunkan angka stunting pada tahun 2023, dan melampaui target nasional 2024 yang sebesar 14%.
Pada hari Jumat, 28 Juni 2024 lalu, Bupati Joune Ganda dari Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara menerima Tanda Penghargaan Manggala Karya Kencana dalam acara Penganugerahan Tanda Penghargaan dan Gala Dinner Bidang Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2024. Acara ini berlangsung di Merapi Grand Ballroom-PPRP Semarang, Indonesia, dan penghargaan tersebut diberikan oleh Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp. OG(K), Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.
Dalam agenda ini, apresiasi di berikan oleh mewakili Kepala BKKBN RI, Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN RI, Bpk Dr. Bonivasius Prasetya Ichtiarto, S.Si., M.Eng., kepada Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara atas komitmen serta semua capaian yang luar biasa dalam upaya penurunan stunting di Kabupaten Minahasa Utara.
βDalam Penganugerahan Tanda Penghargaan, Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp. OG(K), selaku Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, dengan penuh rasa hormat menyampaikan bahwa Tanda Penghargaan tersebut diberikan sebagai bentuk pengakuan atas dedikasi dan kontribusi luar biasa yang telah ditunjukkan oleh Bupati Joune Ganda dalam upaya memajukan program penurunan stunting di wilayahnya. Keberhasilan dan komitmen yang telah diperlihatkan oleh Bupati Joune Ganda dalam percepatan penurunan angka stunting tidak hanya menjadi inspirasi bagi banyak pihak, tetapi juga menjadi contoh yang patut diikuti.
Penghargaan ini merupakan wujud apresiasi yang tulus atas dedikasi dan komitmen tinggi yang telah diperlihatkan oleh Bupati Joune Ganda serta seluruh anggota Pemerintah Minahasa Utara dalam usaha meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana, βungkapan ini disampaikan dengan penuh kebanggaan oleh dr. Hasto Wardoyo, sebagai bentuk penghargaan atas upaya nyata yang telah dilakukan dalam memajukan kesejahteraan masyarakat.
βMereka telah secara aktif terlibat dalam mengimplementasikan program-program yang bertujuan untuk mempercepat penurunan angka stunting di Minahasa Utara, yang merupakan masalah kesehatan yang perlu segera ditangani. Dengan kerja keras dan kolaborasi yang baik, Bupati Joune Ganda dan timnya berhasil mencapai prestasi luar biasa dalam memajukan kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut, βujar Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.
Tingkat Kelahiran dan Penggunaan Kontrasepsi Modern di Kabupaten Minahasa Utara
Total Fertility Rate (TFR) dan Modern Contraceptive Prevalence Rate (MCPR) adalah dua indikator penting yang memengaruhi struktur populasi dan kebijakan keluarga berencana di Minahasa Utara.
TFR merupakan rata-rata banyaknya anak yang dilahirkan oleh seorang wanita selama masa reproduksinya. Angka TFR dihitung dengan menjumlahkan angka fertilitas dari berbagai kelompok usia wanita dan mengalikannya dengan 5, kemudian dibagi 1000.
Penggantian kelahiran atau Replacement Level Fertility adalah tingkat kelahiran di mana populasi dapat dipertahankan. Jika TFR lebih rendah atau melebihi Replacement Level Fertility, akan berdampak pada struktur populasi.
Sementara itu, MCPR mengukur proporsi wanita kawin dalam rentang usia 15-49 tahun yang menggunakan metode kontrasepsi modern. Tujuan penggunaan kontrasepsi modern adalah untuk mengatur jarak kelahiran, menunda kehamilan, atau membatasi jumlah kelahiran. Namun, masih ada tantangan dalam memenuhi kebutuhan ber-Keluarga Berencana (KB) yang tidak terpenuhi, di mana sebagian perempuan tidak menggunakan kontrasepsi meskipun tidak ingin memiliki anak lagi atau ingin menunda kehamilan.
Selain itu, Age-Specific Fertility Rate (ASFR) untuk kelompok usia 15-19 tahun juga memberikan gambaran tentang tingkat kelahiran pada kelompok usia tersebut. Median Usia Kawin Pertama (MUKP) juga menjadi faktor penting dalam memahami pola perkawinan dalam populasi Indonesia. Dengan pemahaman yang mendalam terhadap indikator-indikator ini, diharapkan dapat mendukung kebijakan keluarga berencana yang lebih efektif dan berkelanjutan di Minahasa Utara. (Rinto/**)